Kehamilan adalah perjalanan istimewa yang membutuhkan perhatian lebih. Salah satu cara terbaik agar ibu dan janin tetap sehat sampai waktu melahirkan adalah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan rutin atau Antenatal Care (ANC).
Apa Itu ANC?
Antenatal Care (ANC) adalah rangkaian pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, seperti dokter kandungan atau bidan, selama masa kehamilan. Pemeriksaan ini bukan hanya untuk melihat kondisi bayi, tetapi untuk memantau kesehatan ibu, mendeteksi masalah sejak dini, dan memastikan kehamilan berjalan aman hingga persalinan.
Apa Saja yang Dilakukan Saat ANC?
Di Indonesia, standar pelayanan ANC dikenal dengan istilah "10 T". Berikut ini adalah rangkaian pemeriksaan komprehensif yang akan Ibu dapatkan:
1. Timbang Berat Badan & Ukur Tinggi Badan
Untuk memantau status gizi dan mendeteksi risiko panggul sempit.
2. Ukur Tekanan Darah
Skrining vital untuk mendeteksi risiko preeklamsia (keracunan kehamilan).
3. Nilai Status Gizi (Ukur LILA)
Pengukuran Lingkar Lengan Atas untuk mendeteksi risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK).
4. Ukur Tinggi Fundus Uteri
Memastikan perut membesar sesuai usia kehamilan.
5. Tentukan Presentasi Janin & Denyut Jantung Janin (DJJ)
Memantau posisi bayi dan tanda kehidupannya.
6. Skrining Status Imunisasi Tetanus
Memberikan suntikan Tetanus Toksoid (TT) jika diperlukan.
7. Beri Tablet Tambah Darah
Mencegah anemia yang sering dialami ibu hamil.
8. Tes Laboratorium
Cek hemoglobin, golongan darah, protein urin, hingga skrining penyakit menular (Hepatitis B, HIV, Sifilis).
9. Tata Laksana Kasus
Pengobatan segera jika ditemukan masalah medis.
10. Temu Wicara (Konseling)
Sesi konsultasi untuk persiapan persalinan dan KB pascasalin.
Manfaat ANC bagi Ibu dan Janin
Melakukan ANC secara rutin memberikan manfaat besar. Maanfaat tersebut antara lain:
1. Deteksi Dini Komplikasi
Masalah seperti sungsang, anemia berat, atau hipertensi bisa diketahui lebih cepat sehingga penanganannya lebih mudah.
2. Pemantauan Tumbuh Kembang Janin
Memastikan bayi tidak mengalami gangguan pertumbuhan (seperti berat badan janin rendah/PJT).
3. Persiapan Mental dan Fisik
Ibu mendapatkan edukasi tentang gizi, tanda bahaya kehamilan, dan persiapan menyusui (IMD).
4. Menurunkan Angka Kematian
Mengurangi risiko kematian ibu dan bayi baru lahir akibat komplikasi yang terlambat ditangani.
Frekuensi dan Jadwal ANC
Sesuai standar terbaru dari Kementerian Kesehatan RI, ibu hamil disarankan melakukan pemeriksaan ANC minimal 6 kali selama kehamilan (meningkat dari standar lama yang hanya 4 kali). Berikut jadwal ideal frekuensi ANC:
Trimester 1 (0-12 Minggu)
Minimal 2 kali. Salah satu kunjungan wajib dengan Dokter untuk skrining awal atau USG.
Trimester 2 (13-24 Minggu)
Minimal 1 kali.
Trimester 3 (25-40 Minggu)
Minimal 3 kali. Salah satu kunjungan wajib dengan Dokter untuk persiapan persalinan.
Cattan: Jadwal ini adalah batas minimal. Jika Ibu memiliki kehamilan risiko tinggi (seperti riwayat hipertensi atau diabetes), dokter mungkin akan meminta kunjungan yang jauh lebih sering.
Apa yang Terjadi Jika ANC Tidak Rutin?
Mengabaikan jadwal ANC bisa berakibat fatal karena banyak komplikasi kehamilan yang tidak bergejala di tahap awal. Risiko yang mungkin terjadi meliputi:
1. Komplikasi Berat Mendadak
Misalnya kejang akibat eklampsia atau pendarahan hebat saat persalinan karena letak plasenta yang tidak terpantau.
2. Kelahiran Prematur
Infeksi yang tidak terdeteksi saat hamil dapat memicu kontraksi dini.
3. Bayi Lahir dengan Berat Rendah (BBLR)
Akibat gangguan nutrisi yang tidak terintervensi sejak dini.
4. Kematian Ibu atau Bayi
Ini merupakan risiko terburuk dari komplikasi yang tidak tertangani.
Peran Keluarga dalam Mendukung ANC
Kehamilan bukan hanya tanggung jawab ibu seorang diri. Dukungan suami dan keluarga inti (seperti orang tua/mertua) sangat krusial dalam keberhasilan ANC. Berikut peran keluarga dalam mendukung ANC:
A. Peran Suami
Suami memegang peran paling dekat dan langsung dalam mendampingi ibu hamil selama proses ANC. Bentuk dukungannya meliputi:
1. Suami Siaga
Mengantar istri ke fasilitas kesehatan saat pemeriksaan ANC. Kehadirannya memberikan rasa aman, mengurangi kecemasan, dan memperkuat ikatan emosional.
2. Pendukung Psikologis
Menjadi tempat curhat, memastikan istri tidak merasa sendirian menghadapi perubahan fisik maupun emosional selama kehamilan.
3. Membantu Aktivitas Harian
Mengurangi beban pekerjaan rumah yang berat seperti mengangkat barang, mengepel, atau aktivitas lain yang berisiko.
4. Pemantauan Kesehatan
Membantu mengingatkan jadwal ANC, jadwal konsumsi tablet tambah darah, vitamin, atau obat yang diresepkan tenaga kesehatan.
5. Persiapan Darurat
Mengatur dan memastikan ketersediaan dana persalinan (Tabulin), transportasi aman, dan nomor kontak darurat jika terjadi komplikasi.
B. Peran Orang Tua dan Mertua
Orang tua atau mertua sering menjadi sumber pengalaman dan bantuan praktis bagi ibu hamil. Berikut peran orang tua dan mertua yang seharusnya:
1. Memberi Contoh dan Edukasi
Mengingatkan tanda bahaya kehamilan, pola makan sehat, dan kebiasaan yang perlu dihindari berdasarkan pengalaman.
2. Membantu Pekerjaan Rumah
Mengurangi beban ibu hamil terutama pada trimester akhir sehingga ibu bisa beristirahat lebih banyak.
3. Pendamping Saat Suami Tidak Bisa Hadir
Mengantar ke ANC bila suami bekerja atau sedang di luar kota.
4. Support Emosional
Menjaga suasana rumah tetap nyaman dan mendukung, mengurangi stres ibu hamil yang dapat berdampak pada kesehatan janin.
C. Peran Keluarga Lain (Kakak/Adik/Anggota Keluarga Serumah)
Keluarga besar juga dapat berkontribusi dalam keberhasilan ANC. Berikut peran yang dapat dilakukan keluarga:
1. Membangun Lingkungan Sehat
Menghindari merokok di rumah, menjaga kebersihan, dan menciptakan lingkungan yang tenang bagi ibu hamil.
2. Pengingat Jadwal
Membantu mengingatkan jadwal ANC dan vitamin, terutama jika ibu hamil mudah lupa atau sedang merasa lelah.
3. Membantu Mobilitas
Menemani ibu ke pasar, ke acara keluarga, atau beraktivitas ringan sehingga ibu tidak merasa sendirian.
4. Menyediakan Dukungan Logistik
Ikut memastikan transportasi keluarga siap, terutama jika ada kondisi darurat pada malam hari.
Jika ibu sudah memiliki anak sebelumnya, anak yang lebih besar juga bisa berperan dengan berikut ini:
1. Tidak Membebani Ibu
Mengerti kondisi ibu, tidak rewel, dan tidak meminta aktivitas berat seperti digendong dalam waktu lama.
2. Membantu Tugas Kecil
Misalnya membawakan air minum, mengambilkan barang, atau membantu merapikan mainan sehingga ibu lebih banyak beristirahat.
3. Memberi Dukungan Emosional
Kehangatan dan kedekatan anak dapat meningkatkan mood ibu hamil, menurunkan stres, dan membuat ibu merasa lebih bahagia.