Ketenangan Ibu Jadi Kunci Menyusui yang Lancar

Article 14 Oct 2025 |
Penulis : Risda Monica, S.Gz., Dietisien
|
Editor : Salma Fitri
Proses menyusui bayi

Menyusui bukan hanya tentang memberikan nutrisi terbaik bagi bayi, tetapi juga perjalanan emosional yang penuh makna bagi seorang ibu. Rasa tenang, percaya diri, bahkan stres dan cemas, semuanya bisa memengaruhi kelancaran produksi dan aliran Air Susu Ibu (ASI).

Yuk, pahami hubungan erat antara emosi dan ASI, serta ketahui tips praktis agar proses menyusui jadi lebih nyaman dan menyenangkan untuk ibu dan bayi.

Hubungan Emosi dengan Kelancaran Menyusui

Bagi banyak ibu baru, perjalanan menyusui sering kali menjadi proses beradaptasi dengan emosi. Ada momen penuh kebahagiaan saat menatap Si Kecil menyusu dengan tenang, namun juga ada saat-saat panik dan cemas ketika bayi rewel dan ASI terasa tak mau keluar.

Kalimat “jangan stres, nanti ASI-nya seret” mungkin terdengar klise, tapi faktanya memang benar. Kondisi emosional ibu berperan besar dalam kelancaran aliran ASI, karena proses menyusui sangat dipengaruhi oleh kerja hormon di dalam tubuh.

Pengaruh Hormon dalam Proses Menyusui

Untuk mengerti bagaimana emosi memengaruhi ASI, kita perlu mengenal dua hormon utama yang berperan dalam proses menyusui yaitu hormon Prolaktin dan Oksitosin.

1. Prolaktin (Hormon Produksi)

Hormon prolaktin bertugas merangsang sel-sel di payudara untuk memproduksi susu. Kadar prolaktin akan meningkat setiap kali bayi menyusu atau ibu memompa atau mengeluarkan ASI dari payudara. Prinsip kerjanya adalah supply and demand (penawaran dan permintaan). Artinya, semakin sering ASI dikeluarkan, semakin banyak prolaktin diproduksi.

Penelitian menemukan bahwa frekuensi menyusui >10 kali per hari berhubungan dengan kadar prolaktin basal yang lebih tinggi dan produksi ASI yang lebih banyak, serta kenaikan berat badan bayi yang lebih baik.

2. Oksitosin (Hormon Aliran)

Hormon yang juga dikenal sebagai "hormon cinta" , tugasnya yaitu bertanggung jawab atas refleks pengeluaran susu, sebagai respons alami tubuh ibu menyusui ketika hormon oksitosin dilepaskan atau dikenal dengan istilah let-down reflex (LDR). Saat ibu merasa rileks, bahagia, dan penuh cinta saat melihat, mendengar, atau memeluk bayinya, tubuh akan melepaskan oksitosin. Hormon ini kemudian membuat otot-otot kecil di sekitar kelenjar susu berkontraksi dan mendorong ASI keluar melalui saluran menuju puting.

Di sinilah hubungan dengan emosi menjadi sangat krusial. Produksi ASI oleh prolaktin relatif stabil dan tidak mudah terpengaruh oleh stres sesaat. Namun, pelepasan oksitosin sangat sensitif terhadap kondisi psikologis ibu.

Bagaimana Stress dan Emosi Negatif Memengaruhi Produksi ASI?

Ketika seorang ibu menyusui merasa stres, cemas, takut, kesakitan, atau sangat kelelahan, tubuh akan masuk ke mode “lawan atau lari” (fight or flight). Respons alami ini memicu pelepasan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin.

Kedua hormon ini merupakan “musuh alami” oksitosin — hormon yang berperan penting dalam refleks pengeluaran ASI (let-down reflex). Adrenalin dapat menekan kerja oksitosin secara langsung. Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kadar adrenalin dapat menurunkan konsentrasi oksitosin dan jumlah susu yang dikeluarkan, sekaligus menunda waktu puncak pelepasannya.

Akibatnya, meskipun payudara penuh dengan ASI yang telah diproduksi oleh hormon prolaktin, aliran susu menjadi terhambat karena oksitosin tidak bekerja optimal. Inilah yang sering disebut “ASI seret.” Ibu merasa payudaranya kencang atau bengkak, sementara bayi menjadi frustrasi karena susu tidak kunjung keluar meski sudah menyusu dengan kuat.

Siklus ini kerap berulang: ibu semakin stres karena ASI tak lancar, bayi semakin rewel karena lapar, dan kerewelan bayi membuat ibu makin panik. Penting diingat, stres tidak langsung menghentikan produksi ASI, tetapi dapat menghambat alirannya.

Kekuatan Emosi Positif dan Lingkungan yang Mendukung

Emosi positif adalah kunci utama berfungsinya hormon oksitosin secara optimal. Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kadar oksitosin setelah menyusui berkaitan dengan berkurangnya emosi negatif dan meningkatnya perasaan positif pada ibu. Artinya, proses menyusui tidak hanya membantu mengalirkan ASI, tetapi juga menenangkan pikiran dan menumbuhkan perasaan bahagia.

Perasaan cinta, kasih sayang, ketenangan, dan kebahagiaan mampu mendorong oksitosin mengalir lebih deras. Tak heran, banyak ibu merasakan refleks pengeluaran ASI terjadi begitu saja hanya dengan memikirkan, melihat, atau mendengar suara bayinya.

Lingkungan sekitar juga berperan besar dalam menjaga suasana hati ibu tetap positif. Dukungan dari pasangan, keluarga, maupun teman dapat menjadi benteng pelindung dari stres. Hal-hal sederhana seperti suami yang membantu menenangkan bayi, menyiapkan segelas air hangat, atau memberikan pijatan lembut di punggung bisa sangat berarti bagi ibu menyusui.

Tips Praktis Menjaga Emosi Agar Aliran ASI Lancar

Mengelola emosi di tengah kelelahan merawat bayi baru lahir memang tidak mudah, tetapi sangat mungkin dilakukan. Berikut beberapa cara yang bisa membantu ibu tetap tenang dan mendukung kelancaran ASI:

1. Ciptakan Ritual Relaksasi

Sebelum menyusui, luangkan waktu sejenak untuk menenangkan diri. Tarik napas dalam beberapa kali, minum segelas air putih atau teh hangat, dan dengarkan musik lembut. Rutinitas sederhana ini bisa membantu tubuh dan pikiran lebih rileks.

2. Fokus pada Bayi

Alih-alih cemas memikirkan jumlah ASI yang keluar, fokuslah pada momen bersama Si Kecil. Lakukan kontak kulit ke kulit (skin-to-skin), tatap matanya, dan rasakan kehangatan tubuhnya. Kontak fisik ini dapat merangsang pelepasan oksitosin secara alami.

3. Lakukan Visualisasi Positif

Pejamkan mata dan bayangkan ASI mengalir lancar memenuhi kebutuhan bayi. Visualisasi seperti air terjun atau sungai yang mengalir bisa membantu tubuh merespons dengan rasa tenang dan percaya diri.

4. Cari Dukungan

Jangan ragu untuk berbagi perasaan dengan pasangan, sahabat, atau sesama ibu. Bila perlu, hubungi konselor laktasi untuk mendapatkan dukungan teknis dan emosional.

5. Kelola Ekspektasi

Ingat, tidak setiap sesi menyusui akan berjalan sempurna dan itu tidak apa-apa. Bersikaplah lembut pada diri sendiri. Ibu yang bahagia dan tenang adalah ibu terbaik bagi bayinya.

6. Penuhi Kebutuhan Dasar

Pastikan ibu cukup tidur, makan makanan bergizi, dan tetap terhidrasi. Tubuh yang lelah dan lapar lebih sulit mengatasi stres dan bisa memengaruhi aliran ASI.

7. Batasi Paparan Hal Negatif

Kurangi menonton berita atau konten yang bisa memicu kekhawatiran. Hindari juga lingkungan yang membuat ibu merasa tidak nyaman atau tertekan.

8. Coba Pijat Oksitosin

Minta bantuan pasangan atau tenaga terapis untuk melakukan pijat oksitosin di area punggung. Sentuhan lembut ini membantu tubuh lebih rileks, meningkatkan kadar oksitosin, dan memperlancar pengeluaran ASI.

Pada akhirnya, menyusui bukan hanya soal teknik, tetapi juga soal hati. Hubungan antara emosi dan aliran ASI menunjukkan betapa kuatnya koneksi antara pikiran dan tubuh. Emosi ibu yang positif mampu menumbuhkan ikatan yang hangat dan penuh cinta dengan buah hati.

Kesehatan Anak

Kesehatan Ibu

ic-brand
Tunggu sebentar