Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) adalah salah satu momen yang paling ditunggu oleh calon orang tua. Melalui teknologi ini, kita bisa “mengintip” kondisi bayi di dalam kandungan dan memastikan tumbuh kembangnya berjalan dengan baik. USG merupakan bagian penting dari pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC), sehingga penting bagi calon orang tua memahami apa saja fungsi serta panduan USG.
Apa itu USG Kehamilan?
USG kehamilan, atau ultrasonografi, adalah prosedur non-invasif yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menampilkan gambar real-time janin, plasenta, dan organ reproduksi ibu.
Cara kerjanya yaitu sebuah alat yang disebut transduser diletakkan di atas perut atau dimasukkan ke vagina. Transduser ini memancarkan gelombang suara yang memantul kembali ketika mengenai struktur padat (seperti tulang bayi) atau cairan (seperti cairan ketuban). Pantulan gelombang ini kemudian ditangkap kembali oleh transduser, diproses oleh komputer, dan diterjemahkan menjadi gambar bergerak pada layar monitor.
Prosedur ini tidak menggunakan radiasi pengion, sehingga aman untuk ibu hamil.
Fungsi Utama USG pada Kehamilan
USG memiliki banyak fungsi medis penting, di antaranya:
1. Mengonfirmasi Kehamilan
USG membantu memastikan adanya kantung kehamilan (biasanya usia 4–5 minggu) dan menentukan usia kehamilan lebih akurat, terutama di trimester awal, dengan mengukur panjang janin.
2. Memantau Pertumbuhan Janin
Dokter mengecek apakah janin tumbuh sesuai standar dengan mengukur ukuran kepala, perut, dan tulang paha untuk memperkirakan berat dan perkembangannya.
3. Screening Struktur Organ Janin
Biasanya dilakukan di trimester kedua untuk mendeteksi kelainan bentuk organ atau anggota tubuh, seperti kelainan jantung, spina bifida, atau bibir sumbing.
4. Menilai Kondisi Cairan Ketuban dan Plasenta
USG memeriksa apakah volume cairan ketuban normal serta mengecek posisi plasenta, termasuk mengidentifikasi kondisi seperti plasenta previa.
5. Memastikan Detak Jantung Janin
Pada usia kehamilan 6–7 minggu, detak jantung janin biasanya sudah terlihat, yang menjadi indikator penting bahwa kehamilan berkembang dengan baik.
6. Mengetahui Jenin Kelamin Janin
Menjelang akhir trimester pertama atau awal trimester kedua, USG dapat membantu melihat jenis kelamin bayi (jika posisi janin memungkinkan).
Seberapa Sering Ibu Hamil Perlu USG?
Frekuensi USG dapat berbeda pada tiap ibu, tetapi rekomendasi umum dari WHO dan panduan ANC adalah minimal empat kali, yaitu:
Trimester Pertama (sebelum 14 minggu): mengonfirmasi kehamilan, menghitung usia kehamilan, dan melihat detak jantung.
Trimester Kedua (18–24 minggu): USG morfologi untuk menilai organ janin secara lengkap.
Trimester Ketiga (28–32 minggu): memantau pertumbuhan, jumlah cairan ketuban, dan posisi plasenta.
Menjelang persalinan (setelah 32 minggu): mengecek posisi janin dan perkiraan berat lahir.
Untuk ibu hamil dengan risiko tinggi, misalnya tekanan darah tinggi, riwayat keguguran, atau janin dicurigai tumbuh lambat, USG bisa dilakukan lebih sering sesuai anjuran dokter.
Apakah USG Aman?
USG kehamilan dianggap sangat aman jika dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan sesuai indikasi medis. Berikut beberapa alasan mengapa USG tergolong aman:
Tidak ada radiasi karena USG menggunakan gelombang suara, bukan sinar-X atau radiasi berbahaya lainnya.
Tidak ada efek samping jangka panjang. Hingga saat ini, penelitian ekstensif tidak menunjukkan adanya efek berbahaya jangka panjang pada ibu maupun janin akibat penggunaan USG diagnostik standar.
Praktisi medis mengikuti prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable), yang berarti menggunakan intensitas dan durasi pemindaian serendah mungkin yang masih diperlukan untuk mendapatkan informasi diagnostik yang jelas.
Jenis-Jenis USG
Teknologi USG terus berkembang, berikut beberapa jenis pemeriksaan USG:
1. USG 2D (Dua Dimensi)
Jenis standar yang menghasilkan gambar hitam-putih datar. Ini adalah alat utama untuk pengukuran medis dan diagnosis struktural.
2. USG 3D (Tiga Dimensi)
Menyediakan gambar statis tiga dimensi dari janin, memungkinkan orang tua melihat fitur wajah dan tubuh bayi dengan lebih jelas. Berguna dalam mendeteksi kelainan permukaan seperti bibir sumbing.
3. USG 4D (Empat Dimensi)
Mirip dengan 3D tetapi menambahkan dimensi waktu, sehingga menghasilkan gambar bergerak real-time dari janin (seperti melihat bayi menguap atau mengisap jempol).
4. USG Doppler
Digunakan untuk mengukur dan menilai aliran darah di tali pusar, plasenta, dan pembuluh darah janin. Penting untuk memantau janin dengan pertumbuhan yang dicurigai terhambat.
Persiapan Sebelum Pemeriksaan USG
Persiapan bervariasi tergantung usia kehamilan. Berikut tips persiapan sebelum pemeriksaan USG:
1. Trimester Pertama (USG Transabdominal)
Biasanya dokter meminta ibu hamil untuk minum banyak air dan tidak buang air kecil sebelum pemeriksaan. Kandung kemih yang penuh membantu mendorong rahim naik, memberikan jendela akustik yang lebih jelas untuk melihat janin yang masih kecil.
2. Trimester Kedua dan Ketiga
Biasanya kandung kemih tidak perlu terlalu penuh. Kenakan pakaian yang longgar dan mudah dibuka di bagian perut.
Mitos vs Fakta Seputar USG
Terdapat beragam pandangan mengenai USG, namun tidak semua hal benar dan perlu dikonfirmasi berdasarkan bukti ilmiah. Berikut mitos dan fakta seputar USG.
Mitos | Fakta |
|---|---|
USG yang terlalu sering berbahaya bagi janin. | USG diagnostik adalah aman dan tidak terbukti berbahaya. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan kebutuhan medis dan rekomendasi dokter. |
USG dapat digunakan untuk 'memprogram' jenis kelamin bayi. | USG hanya alat untuk melihat jenis kelamin bayi yang sudah ditentukan oleh kromosom, bukan untuk mengubah atau memprogramnya. |
Tidak perlu USG jika tidak ada keluhan. | USG berfungsi sebagai alat screening untuk mendeteksi masalah yang mungkin tidak menimbulkan gejala pada ibu (misalnya plasenta previa atau pertumbuhan janin terhambat) sehingga intervensi dapat dilakukan sedini mungkin. |